Oleh Sa’di Farindu Saif, Fahmi Burhani, Dicky Firmansyah*
Mentadabburi
Al-Quran merupakan kegiatan yang sangat mulia. Ia dapat menjadikan kita selalu
ingat kepada Allah dan mengetahui keagungan Allah dan juga kitab-Nya Al-Quran.
Mentadabburi
Al-Quran bisa dilakukan tidak melulu dengan mengetahui artinya. Kita juga bisa
mentadabburi Al-Quran dengan mengetahui Azbabun Nuzul suatu ayat atau surat.
Dengan cara itu, kita bisa semakin mudah mentadabburi Al-Quran.
Pada suatu
hari, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya sedang
melakukan shalat Ashar. Setelah shalat, datanglah seorang laki-laki kepada
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang sedang bersama sahabat-sahabatnya.
Lelaki
tersebut kemudian bertanya, ‘Saya telah mencium seorang perempuan.’
Maka
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam memalingkan wajahnya sembari menahan
marah.
Lelaki tersebut
kemudian pergi setelah melihat reaksi Rasulullah tersebut. Tak lama berselang,
Rasulullah menyuruh beberapa sahabat di sekitarnya untuk memanggil lelaki
tersebut.
Ketika lelaki
tersebut sudah kembali ke hadapan Rasulullah, lalu ditanyakan kepadanya, ‘Apakah
kamu sudah shalat Ashar?’
Lelaki
tersebut kemudian menjawab, ‘Ya, saya sudah melaksanakan shalat.’
Kemudian
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam membacakan firman Allah:
وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ طَرَفَىِ ٱلنَّهَارِ وَزُلَفًۭا مِّنَ ٱلَّيْلِ ۚ إِنَّ ٱلْحَسَنَٰتِ
يُذْهِبْنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ
“Dan
dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat,” (QS Hud: 114).
Setelah
mendengar ayat di atas, lelaki tersebut merasa senang dan para sahabat pun
lantas bertanya, “Apakah ayat itu turun hanya untuk dia, wahai Rasulullah?”
Rasul pun
menjawab, “Ayat itu untuk kita semua.”
Ketika membaca
ayat di atas, lengkap dengan pengetahuan kita tentang Azbabun Nuzul (sebab
turunnya ayat) tersebut, maka kita menjadi tahu bahwa perbuatan baik akan
menjadi pengahapus dosa-dosa kecil yang telah kita lakukan sebelumnya.
Hal ini persis
seperti sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam:
إتَّقِ الله حَيْثُما كُنْتَ وأتَّبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تمحها وخالق
الناس بخلق حسن
“Takutlah kamu kepada Allah di mana saja kamu berada.
Sertailah kejahatan dengan amal kebaikan sebagai penghapusnya. Selain itu,
bergaullah dengan orang lain dengan budi pekerti yang baik,” (HR Abu
Dawud, Ahmad, Hasan. Shahih Al-Jami Ash-Shaghir: 97).
Hal serupa juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ustman
bin Affan, ia mendengar Rasulullah bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ
رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian
dia mengerjakan shalat dua rakaat dan ia tidak berkata-kata kepada dirinya
(akan perkara dunia) dalam dua rakaat itu, niscaya akan diampuni dosa-dosanya
yang telah lalu,” (HR Muslim: 226).
Di dalam riwayat lain, Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Asma’
binti Hakim, yang mengatakan bahwa dirinya pernah melihat Abu Bakar berkata
kepadanya bahwa ia pernah melihat Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ
فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
“Tidak ada seorang muslim yang melakukan suatu dosa,
kemudian dia berwudhu dan melaksanakan shalat dua rakaat, kecuali dosanya akan
diampuni,” (HR Abu Dawud: 1521. Shahih).
Setelah mengetahui kandungan ayat dan hadist di atas, tidak
diragukan lagi bahwa Allah adalah Mahaagung dan Mahapengampun atas segala dosa,
kesalahan, dan itulah manfaat dari mentadabburi Al-Quran. Wallahu’alam bish
shawwab
*Penulis adalah santri kelas dua Pondok Pesantren Tahfizul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo
*Penulis adalah santri kelas dua Pondok Pesantren Tahfizul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo