Di materi sebelumnya, Syeikh Abdul Majid Az-Zindani menjelaskan dua syarat iman yang hakiki berdasarkan firman Allah:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Dari sana bisa kita pahami bahwa iman yang benar adalah iman yang mengandung:
1. Al-Aqidah Ats-Tsabitah (akidah yang kuat), yakni keyakinan yang tidak tercampuri oleh keraguan.
2. Amalan yang membenarkan akidah, yang juga merupakan buah dari akidah itu sendiri.
Yang dimaksud dengan amalan pembenar akidah terdiri atas tiga kategori:
1. 'Amalul Qalbi (amalan hati), seperti; takut kepada Allah, bertaubat kepada Allah, dan bertawakkal kepada Allah.
2. 'Amalul Lisan (amalan lisan), seperti; mengucapkan dua kalimat syahadat, bertasbih, istighfar, dan berdakwah kepada Allah.
3. 'Amalul Jawarih (amal anggota badan), seperti; shalat, zakat, puasa, berjihad di jalan Allah, menuntut ilmu karena Allah, serta berdagang, bertani, dan bekerja merupakan perwujudan atas perintah Allah di bumi yang sesuai dengan pengajaran Islam.
Sumber:
Kitab Iman karya Syeikh Abdul Majid Az-Zindani.
Diterjemahkan oleh:
Ust. Najih Ibrahim Hafizahullah
Staf pengajar ilmu fiqih di Pondok Pesantren Tahfizul Quran At-Taqwa Nguter.