Oleh Syeikh Aidh Al-Qarni
Allah Subhanahu Wa
Ta'ala berfirman:
ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang
Menciptakan,” (QS Al-Alaq: 01).
Alkisah zaman kepemimpinan khalifah Nashir di
Andalus telah mengukir sejarah dengan tinta emas dalam bidang keilmuan, yakni
diwajibkannya setiap rumah dari umat Islam di kala itu untuk memiliki
perpustakaan.
Akan tetapi, tidak semua orang dari kita di hari
ini yang berkenan membuat perpustakaan kecil untuk keluarga kita, meski hanya
terdapat sekitar 100 buku saja dari berbagai bidang ilmu.
Seandainya semua anggota keluarga diharuskan
untuk duduk di perpustakaan selama 30 menit setiap harinya untuk membaca, maka
selama rentang waktu satu tahun ke depan kita telah membaca dan menelaah selama
180 jam. Dengan demikian, kita akan menjadi umat yang “sadar” dan masyarakat
yang berpendidikan.
Ada pun menyia-nyiakan waktu, enggan untuk
membaca dan malas untuk menelaah merupakan sebuah bukti atas kegagalan,
kebodohan, dangkalnya cita-cita dan lemahnya hasrat. Jika keadaan kita tetap
seperti ini, maka kita akan mengenyahkan kemuliaan yang terdapat pada diri kita
sendiri umat Islam secara global. Yang tersisa kemudian hanyalah catatan
sejarah tentang kemajuan, kegemilangan, dan tradisi umat yang begitu indah dan
mengagumkan dunia.
Saya sampaikan kabar kepada Anda bahwa pesawat
milik orang-orang Eropa telah berhasil menjangkau dan mendarat di planet Mars
dan planet-planet lain di ruang angkasa. Sedangkan kita belum juga beranjak
dari belahan bumi yang kita injak saat ini. Wallahu’alam bish shawwab.
Al-Qarni, Aidh. 2009. Assalamu’alaikum. Solo:
Ziyad Visi Media.