Adab-adab do'a merupakan kunci ajaib bagi terkabulnya do'a. Jika seseorang tidak beradab dalam do'a maka do'anya tidak berarti apa-apa. Adab-adab ini sangat berpengaruh terkabulnya do'a.
Orang yang tidak beradab dengan adab-adab dalam berdo'a, maka do'anya seperti seorang lelaki yang menghadap seorang Raja di dunia meminta kebaikannya, tetapi tidak mendahuluinya dengan mengucapkan salam, dan tidak berkata baik di hadapannya. Ia justru memulainya dengan menyampaikan kebutuhannya secara langsung.
Maka coba kita bayangkan orang yang seperti ini perilakunya apakah ia akan berhasil mendapatkan apa yang ia minta?
Jika kita memahami hal tersebut, maka ketahuilah bahwa Allah lebih berhak dan lebih utama untuk disikapi dengan adab yang sangat baik oleh hamba-Nya. Dengan berada di hadapan-Nya dengan hati yang hina dan menunduk sebelum mulai dengan hati yang meminta dan memohon.
Diantara adab berdo'a yang harus diperhatikan adalah bersimpuh di hadapan-Nya dengan menguntaikan do'a sambil merendahakan diri; memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi.
Inilah yang pertama kali yang dilakukan, yaitu memuji Allah, menyanjung-Nya sesuai dengan kedudukan-Nya, menyampaikan shalawat dan salam kepada Nabi, kemudian menyampaikan permohonan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Diriwayatkan dari Fadhalah bin Abid radhiyallahu'anhu, ia berkata:
Ketika Rasulullah sedang duduk, tiba-tiba datang seorang pria lalu ia shalat, lalu berdo'a: "Ya Allah ampuni aku dan rahmati aku."
Kemudian Rasulullah berkata: "Kamu tergesa-gesa wahai Anda yang shalat, jika kamu shalat maka duduklah, lalu pujilah Allah dengan pujian yang sesuai untuk-Nya lalu bershalawatlah kepadaku kemudian berdo'a".
Fadhalah berkata: "Lalu datang pria lain melakukan shalat, kemudian memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi."
Maka Nabi berkata, "Wahai anda yang shalat, berdo'alah, do'amu dikabulkan," [HT Abu Dawud & Tirmizi].
1) Berwudhu
Wudhu termasuk adab yang baik, sehingga engkau disambut Allah dalam keadaan suci, siap bermunajat dan memohon kepada-Nya. Dalam hadits Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu'anhu disebutkan:
Ketika Nabi akan memohonkan ampun untuk Abid Abu Amir, beliau berwudhu lalu mengangkat kedua tangan-Nya, lalu berdo'a: "Ya Allah ampunilah Abid Abu Amir," [HR Bukhari & Muslim].
2) Menghadap kiblat
Menghadap kiblat merupakan simbol kejujuran untuk menghadap dengan jujur. Dan ketika Nabi mendo'akan keburukan untuk kaum kafir Quraisy beliau menghadap kiblat, [HR Bukhari & Muslim].
3) Mengangkat Tangan Ketika berdo'a
Ini merupakan simbol kehinaan, ketundukkan dan kefakiran. Semakin bertambah kebutuhan, semakin tinggi mengangkat tangan dan merendahkan diri. Oleh karena itu mengangkat tangan ketika istisqa (memohon hujan) lebih tinggi karena kebutuhannya sangat besar.
إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْن
"Sesungguhnya Allah Maha Hidup dan Maha Mulia, Dia merasa malu apabila seseorang mengangkat kedua tangannya kepadaNya dan kembali dalam keadaan kosong tidak membawa hasil," [HR Tirmizi & Ibnu Majah, Abu Isa berakata hadits ini adalah hadits hasan gharib].
4) Melakukan amal shalih sebelum berdo'a
Jika seseorang melakukan amal shalih ketika hendak berdo'a seperti shalat, puasa, sedekah, maka itu merupakan adab yang baik yang diharapkan do'anya akan diijabah. Oleh karena itu do'a setelah shalat fardhu adalah waktu yang sangat besar kemungkinan suatu doa diijabahi. Hal ini karena doa dilakukan setelah melakikan amal shalih.
5) Menggunakan kata-kata yang baik dan lengkap
Sangat bagus memperbanyak do'a dengan do'a-do'a yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist, tetapi boleh juga jika ingin berdo'a dengan do'a yang ia kehendaki. Namun dalam beberapa kondisi lebih bagus jika mencukupkan dengan do'a-do'a yang berasal dari Al-Quran dan Hadist.
6) Merendahkan suara dalam berdo'a
Orang yang berdo'a sedang berbicara dengan Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi. Dia Maha mengetahui rahasia dan yang tersembunyi. Merendahkan suara merupakan bentuk kehinaan, ketundukan dan adab yang baik.
Allah berfirman:
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ ۚ
"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas," [QS. Al-A'raf: 55].
Allah telah memuji Nabi Zakaria karena ia merendahkan suaranya ketika berdo'a. Allah berfirman:
ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَـبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۖ ۚ
"(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria," [QS. Maryam: 2].
اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَآءً خَفِيًّا
"yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut," [QS. Maryam: 3].
7) Memilih nama Allah yang sesuai dengan keagungan-Nya
Yakni berdo'a melalui nama-nama Allah yang baik yang ada di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tidak boleh menggunakan nama-nama yang tidak pernah ada di dalam AlQur'an maupun as-sunnah, atau nama-nama yang dibuat-buat oleh ahli bid'ah dan pengikut hawa nafsu. Allah berfirman:
وَلِلّٰهِ الْاَسْمَآءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِىْۤ اَسْمَآٮِٕهٖ ؕ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: "Allah menamakan nama-nama-Nya dengan nama-nama yang indah karena indah didengar dan indah dihati. Semua nama-nama-Nya menunjukkan akan keesaan-Nya, kemuliaan-Nya, kemurahan-Nya, dan karunia-Nya." Wallahu'alam bish shawwab.
Sumber:
Mahmud, Azhari Ahmad. --------. Agar Doa Anda Mustajab. Penerjemah: Daday Hidayat.