Sejarah Islam yang mulia merekam kisah-kisah dan contoh kepribadian anak yang dipengaruhi oleh kepribadian ayah dan ibu mereka. Berikut adalah tiga penggal kisah tentang Abdullah bin Zubair Radhiyallahuanhum, seorang sahabat besar dengan kepribadian yang kuat, buah dari kepribadian orang tuanya yang kuat pula.
Kepribadian Zubair bin Awwam (Sang Ayah)
dan Pengaruhnya terhadap Kepribadian Abdullah bin Zubair
Al-Laits meriwayatkan dari Abul Aswad dari
Urwah, katanya:
"Az-Zubair memeluk Islam dalam usia 8
tahun. Suatu waktu dia pernah mendapat
bisikan setan bahwa Rasulullah shalallahualaihi wasallam ditangkap di dataran
tinggi Mekkah.
Az-Zubair yang masih kanak-kanak, berusia
12 tahun keluar rumah sambil membawa pedang. Setiap orang yang melihatnya
terheran-heran dan berkata:
“Anak kecil menenteng pedang?!”
Hingga akhirnya Abdullah bin Zubair bertemu
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam. Nabi turut heran terhadapnya dan bertanya:
“Ada apa denganmu wahai az-Zubair?!”
Az-Zubair lalu menceritakan bisikan setan
yang ia terima itu lalu berkata:
“Aku datang untuk memenggal dengan pedangku
ini siapa pun yang menangkapmu, wahai Rasulullah!” (Siar A’lam An-Nubala:
1/41-42).
Kepribadian Asma binti Abu Bakar (Sang
Ibu) dan Pengaruhnya terhadap Kepribadian Abdullah bin Zubair
Imam adz-Zahabi berkata:
Abu al-Muhayyah Ibn Ya’la at-Taymi
Menceritakan kepada kami dari ayahnya, katanya:
“Aku masuk ke Mekkah tiga hari setelah terbunuhnya
Abdullah bin Zubair karena dipasung (oleh khilafah masa itu). Ibunya yang sudah
renta datang dan berkata kepada al-Hajjaj (khalifah masa itu):
“Bukankah sekarang saatnya bagi yang
terpasung untuk turun?”
“Si munafik? (Al-Hajjaj menyebut Abdullah
bin Zubair sebagai munafik)” ujar al-Hajjaj menyela.
“Demi Allah, dia bukanlah orang munafik.
Dia adalah anak yang senantiasa berpuasa, shalat malam dan berbakti kepada orang
tua,” sergah Ibu Ibnu az-Zubair.
“Pergilah engkau wahai orang tua, engkau
tengah membual,” ucap al-Hajjaj.
Ibu Abdullah bin Zubair berkata lagi, “Tidak,
demi Allah, aku tidaklah membual karena Rasulullah bersabda:
فِيْ ثَقِيْفٍ
كَذَّابٌ وَمُبِيْرٌ
“Di
Tsaqif akan ada pendusta dan orang yang sadis...” (HR Tirmidzi).*
*Imam Tirmidzi menjelaskan bahwa yang
dimaksud pendusta di sini adalah Al-Mukhtar bin Abu Ubaid, sedangkan “orang
yang sadis” adalah Al-Hajjaj bin Yusuf. Beliau menambahkan—dari riwayat Hisyam
bin Hassan—bahwa jumlah korban yang dibunuh oleh Hajjaj bin Yusuf mencapai
120.000 orang.
Keberanian Abdullah bin Zubair
Ishaq bin Abu Ishaq berkata:
“Aku hadir pada peristiwa terbunuhnya
Abdullah bin Zubair. Banyak tentara mendatangi masjid untuk mengepung Abdullah
bin Zubair dari semua pintu.
Ketika ada satu kelompok pasukan masuk dari
suatu pintu, Abdullah bin Zubair berhasil menghalaunya dan mengeluarkannya.
Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba sebuah
atap masjid rubuh dan menimpanya hingga tersungkur. Di kala itulah Abdullah bin
Zubair membaca syair:
Asma’, wahai Asma’ (Ibu Abdullah bin
Zubair) janganlah kau menangis karenaku,
Tidak akan tertinggal selain kemuliaan
dan agamaku,
Serta pedang yang tergenggam di tangan
kananku,” (Siar A’lam An-Nubala: 3/377).
Sumber:
Madhi, Salim Solih Ahmad. 2011. 30 Langkah
Mendidik Anak agar Mengamalkan Ajaran Agama. Riyadh: Islamhouse.
====================
👍Zakat, infak, atau sedekah Anda untuk Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo bisa melalui transfer ke No. Rek (BRI): 6913-01-018205-53-4 a/n PP Tahfizhul Qur'an At-Taqwa
📩Berlangganan tausiyah dari Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo . Ketik "GABUNG" kirim via Whatsapp ke: +6285647172180
🔊Raih pahala dengan berbagi konten bermanfaat
====================
👍Zakat, infak, atau sedekah Anda untuk Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo bisa melalui transfer ke No. Rek (BRI): 6913-01-018205-53-4 a/n PP Tahfizhul Qur'an At-Taqwa
📩Berlangganan tausiyah dari Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter, Sukoharjo . Ketik "GABUNG" kirim via Whatsapp ke: +6285647172180
🔊Raih pahala dengan berbagi konten bermanfaat