Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah menulis:
Jika husnuzan (kepada Allah) menggiring seseorang untuk beramal, maka itulah husnuzan yang baik. Akan tetapi, jika husnuzan membuat manusia berdiam diri dan gemar berbuat dosa, maka itulah tipu daya.
Husnuzan kepada Allah itu berharap kepadaNya. Jadi, jika harapannya kepada Allah meggiring pada ketaatan, serta membuatnya menghindar dari maksiat, maka itulah harapan yang baik. Tetapi, jika harapannya menggiring pada berdiam diri tanpa beramal, maka orang itu sedang terperdaya.
Persis seperti manusia yang berhusnuzan kepada Allah, dengan harapannya yang kuat untuk mendapat surgaNya yang tertinggi, di tempat yang abadi, tetapi tidak disertai dengan memenuhi perintah-perintah Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَالَّذِيْنَ هَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰٓئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ؕ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang," [QS. Al-Baqarah: 218].
Lihatlah bagaimana Allah membuat harapan mereka menggiring pada ketaatan kepada Allah, yaitu iman, hijrah, dan jihad.
Sumber:
Ad-Dâ wa Ad-Dawâ; Spiritual Diseases and Their Cures, karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.
===============
Investasi akhirat: http://goo.gl/em7HV8
Info pendaftaran: http://goo.gl/z1aqN4
===============
Untuk berlangganan tausiyah:
Telegram.me/pptqattaqwa
Facebook.com/pptqattaqwa
WA: +6285647172180
www.el-taqwa.com
===============