Oleh Ust Uwais Abdullah
(Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Nguter-Sukoharjo)
Mencari Ma'isyah (penghidupan) merupakan tuntutan syariat. Ia diamalkan untuk menunaikan perintah Allah Subhanahu Wa Ta'ala, serta menunaikan tanggung jawab manusiawi sebagai kepala rumah tangga.
Lukman Al Hakim berpesan kepada anaknya:
يا بني استعن بالكسب الحلال عن الفقر فإنه ما افتقر احد قط إلا اصابته ثلاث خصال: رقة في دينه و ضعف في عقله و ذهاب مروءته و اعظم من هذه الثلاث استخفاف الناس به
"Wahai anakku, berusahalah mencari harta yang halal agar terhindar dari kefakiran.
"Tidaklah seorang itu fakir kecuali dia akan ditimpa tiga perkara; 1) lemah agamanya, 2) lemah akalnya, 3) hilang muruahnya (harga diri).
"Dan yang lebih parah dari itu adalah, manusia akan meremehkan dirinya," (di dalam Minhajul Qashidin).
Mencari Maisyah harus mengindahkan rambu-rambu syariat, antara lain:
1) Mencari rezeki dengan cara yang halal 2) Qanaah terhadap pemberian Allah
3) Mengedepankan sifat wara
Di dalam Fathul Baari, yang namanya mata pencaharian itu ada enam tingkatan, yaitu:
1) Mata pencaharian Rasulullah, yaitu ghanimah
2) Keterampilan tangan
3) Berdagang
4) Bercocok tanam
5) Mengajarkan Alquran
6) Berhutang.
Disampaikan pada Jumat, 11 Desember 2015, di Masjid Jami Baiturrahim Lawu, Nguter, Sukoharjo
===============
Investasi Akhirat: http://goo.gl/em7HV8
Info pendaftaran: http://goo.gl/z1aqN4
===============
Untuk berlangganan tausiyah:
Telegram.me/pptqattaqwa
Facebook.com/pptqattaqwa
WA: +6285647172180
www.el-taqwa.com
===============