Oleh Ust Abu Fatiah Al-Adnani
Semua manusia ingin hidup mulia, tetapi sayang banyak manusia yang salah dan keliru dalam mendefinisikan hakikat kemuliaan dan kebahagiaan. Dalam pandangan mereka, mulia dan bahagia identik kaitannya dengan harta, pangkat, jabatan, dan hal-hal yang bersifat material. Itulah kenapa banyak manusia yang menghabiskan waktunya untuk mengejar hal-hal tersebut, meski pada akhirnya banyak yang gagal meraih kemuliaan karena di akhirat itu semua tidak dibawa.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَّلَا بَنُوْنَ ۙ
"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna," [QS. Asy-Syu'ara': 88]
اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ؕ
"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih," [QS. Asy-Syu'ara': 89]
Ali bin Abi Thalib berkata, "Manusia itu sebenarnya baru tidur, nanti kalau dia sudah mati, maka dia akan bangun (hidup yang sebenar-benarnya)."
Rasulullah bersabda:
"Tiadalah umur kalian dibandingkan dengan umur orang terdahulu kecuali seperti sisa siang hari yang sudah lewat," [HR Ahmad: 5966].
Allah subhanahu wa taala berfirman:
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖۤ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ؕ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
"Dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, (sebagai) bunga kehidupan dunia, agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal," [QS. Ta Ha: 131].
"Bagi orang kafir, dunia seperti bunga yang merah merona, segar, cantik, indah dan bau harumnya menggoda manusia untuk memetiknya. Tetapi ketika bunga itu dipetik, berapa lama keindahan bunga itu bertahan?" [Ust Abu Fatiah].
Akhir zaman adalah masa yang penuh dengan fitnah. Rasulullah bersabda:
بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا
"Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir dipagi harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia," [HR Muslim, Abu Dawud, Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad].
LIMA FASE DUNIA AKHIR ZAMAN
Abdullah bin Umar berkata di dalam Sunan Abu Dawud:
كُنَّا قُعُودًا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ فَذَكَرَ الْفِتَنَ فَأَكْثَرَ فِي ذِكْرِهَا حَتَّى ذَكَرَ فِتْنَةَ الْأَحْلَاسِ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا فِتْنَةُ الْأَحْلَاسِ قَالَ هِيَ هَرَبٌ وَحَرْبٌ ثُمَّ فِتْنَةُ السَّرَّاءِ دَخَنُهَا مِنْ تَحْتِ قَدَمَيْ رَجُلٍ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يَزْعُمُ أَنَّهُ مِنِّي وَلَيْسَ مِنِّي وَإِنَّمَا أَوْلِيَائِي الْمُتَّقُونَ ثُمَّ يَصْطَلِحُ النَّاسُ عَلَى رَجُلٍ كَوَرِكٍ عَلَى ضِلَعٍ ثُمَّ فِتْنَةُ الدُّهَيْمَاءِ لَا تَدَعُ أَحَدًا مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِلَّا لَطَمَتْهُ لَطْمَةً فَإِذَا قِيلَ انْقَضَتْ تَمَادَتْ يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا حَتَّى يَصِيرَ النَّاسُ إِلَى فُسْطَاطَيْنِ فُسْطَاطِ إِيمَانٍ لَا نِفَاقَ فِيهِ وَفُسْطَاطِ نِفَاقٍ لَا إِيمَانَ فِيهِ فَإِذَا كَانَ ذَاكُمْ فَانْتَظِرُوا الدَّجَّالَ مِنْ يَوْمِهِ أَوْ مِنْ غَدِهِ
"Saat kami duduk-duduk di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bercerita tentang fitnah, panjang lebar beliau bercerita seputar fitnah itu hingga beliau menyebutkan tentang fitnah Al Ahlas. Seorang laki-laki lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, apa itu fitnah Al Ahlas?" beliau menjawab: "Adanya permusuhan dan peperangan, kemudian fitnah kesenangan yang asapnya muncul dari bawah kedua kaki seorang laki-laki ahli baitku. Ia mengaku berasal dari keturunanku, padahal bukan. Wali-waliku hanya orang-orang yang bertakwa. Kemudian orang-orang akan berdamai pada seorang laki-laki layaknya pangkal paha yang bertumpuk di tulang rusuk (kesepakatan yang semu). Kemudian akan muncul fitnah seorang yang buta (dengan kekuasaan), tidak seorang pun dari umat ini kecuali ia akan mendapat satu tamparan di mukanya (bencana kerusakan darinya). Ketika fitnah itu telah dianggap usai, namun fitnah tersebut justru berkelanjutan. Seorang laki-laki yang paginya beriman menjadi kafir di waktu sore, sehingga manusia akan menjadi dua kelompok; sekelompok orang yang beriman dan tidak ada kemunafikan dalam keimanannya, dan sekelompok orang yang penuh kemunafikan dan tidak ada keimanan padanya. Jika kondisi kalian sudah begitu, maka tunggulah munculnya Dajjal pada hari itu atau keesokan harinya," [HR Abu Dawud].
1. Zaman Nabi Muhammad
2. Zaman Khulafaur Rasyidin,
3. Zaman Umayyah, Abbasiyah, dan Utsmani
4. Zaman modern
5. Zaman Imam Mahdi
Umat Islam di abad 21 hidup dalam tiga kepungan fitnah sekaligus, yaitu:
1. Fitnah peperangan dan pembantaian sesama muslim,
2. Fitnah harta dan kesenangan dunia
3. Fitnah gelapnya pemikiran dan logika sesat yang dipasarkan secara sistematik dan holistik.
TIGA MACAM POLA DASAR PENGELOMPOKAN SOSIAL
Menurut Ahmad Thomson, ada tiga pola dasar dalam mengelompokkan masyarakat:
1. Masyarakat pedalaman sederhana yang hidup selaras dengan alam namun tidak mengikuti syariat kenabian dalam peribadatan
2. Masyarakat islam yang selaras dengan alam dan mengikuti syariat kenabian
3. Masyarakat kafir yang hidup tidak selaras dengan alam semesta dengan sengaja menolak syariat Sang Pencipta.
APA YANG BISA KITA LAKUKAN KETIKA FITNAH MENIMPA?
1. Bersikap adil
Rasulullah ditanya, "Siapakah manusia yang paling utama?"
Rasulullah menjawab:
مؤمن يجاهد في سبيل الله بنفسه وماله قالوا ثم من قال مؤمن في شعب من الشعاب يتقي الله ويدع الناس من شره
"Seorang mu'min yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan hartanya". Mereka bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab: "Seorang mu'min yang tinggal diantara bukit dari suatu pegunungan dengan bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan manusia dari keburukannya," [HR Bukhari]
Pilihan pertama cocok untuk penduduk negeri yang Allah karuniakan ibadah jihad. Ada pun bagi kaum muslimin yang berada di wilayah damai, maka pilihan kedua adalah solusi terbaik, yaitu uzlah. Uzlah ada dua:
- uzlah dengan tetap menetapkan hak Allah atas dirinya
- uzlah yang hak Allah tetap terpenuhi adalah uzlah secara berjamaah, seperti membentuk komunitas yang memiliki kesamaan tujuan, yang menegakkan agama ini hingga bisa mewujudkan keselarasan dengan syariat di semua lini kehidupan.
Berperang ketika damai adalah kesalahan, dan mengajak damai ketika situasi menuntut adanya peperangan juga tidak tepat," [Ust Abu Fatiah Al-Adnani].
2. Menjadi seperti emas dan lebah, yang selalu memberi manfaat di semua lini kehidupan, bukan memberi bencana.
Rasulullah bersabda:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُخَوَّنَ الْأَمِينُ وَيُؤْتَمَنَ الْخَائِنُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَحُّشُ وَقَطِيعَةُ الْأَرْحَامِ وَسُوءُ الْجِوَارِ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ الْقِطْعَةِ مِنْ الذَّهَبِ نَفَخَ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا فَلَمْ تَغَيَّرْ وَلَمْ تَنْقُصْ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ مَثَلَ الْمُؤْمِنِ لَكَمَثَلِ النَّحْلَةِ أَكَلَتْ طَيِّبًا وَوَضَعَتْ طَيِّبًا وَوَقَعَتْ فَلَمْ تُكْسَرْ وَلَمْ تَفْسُدْ
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga orang yang amanah dikhianati dan orang yang khianat diberi kepercayaan. Sehingga muncul kekejian dan perbuatan keji, putusnya hubungan kekerabatan dan buruknya muamalah antar tetangga. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin adalah seperti potongan emas yang ditiup oleh pemiliknya yang tidak kurang dan tidak berubah. Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya perumpamaan seorang mukmin adalah seperti lebah, ia makan yang baik-baik, mengeluarkan yang baik-baik, bila ia hinggap tidak membuat dahan patah dan rusak," [HR Ahmad].
Wallahu'alam bish shawwab.
Diringkas oleh: Abu Muhammad Al-Irfani (Staf Pengajar Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa)