Oleh Ust Uwais Abdullah, Lc
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۚ وَلَا تَلْمِزُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِ ؕ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِ ۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰٓئِكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim," [QS. Al-Hujurat: 11]
TAFSIR
~~~~~
Tentang firrman Allah:
يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا
"Wahai orang-orang yang beriman!" (Al-Hujurat: 11)
Ibnu Abbas berkata, "Kalau disebutkan ya ayyuhallazi na aamanu" maka siap-siaplah mendengar kabar yang besar, karena itu adalah panggilan yang istimewa."
Di dalam ayat ini, kabar yang besar itu adalah:
لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْم
Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (Al-Hujurat: 11)
Ada ulama yang menjelaskan bahwa olok-olok di sini adalah orang kaya merendahkan orang miskin. Kalau demikian, maknanya adalah "Janganlah orang-orang kaya merendahkan orang-orang miskin."
Ulama lain menjelaskan, "Janganlah orang yang aibnya ditutupi oleh Allah, mencela aib orang lain yang sedang dibuka oleh Allah."
Mana yang lebih kuat? Imam Ath-Thabari berkata:
, لا يهزأ قوم مؤمنون من قوم مؤمنين
"Allah melarang seorang mukmin mencela mukmin yang lain dengan segala bentuk celaan."
Tentang firman Allah:
عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُم
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), (Al-Hujurat: 11)
Syekh As-Sadi berkata:
"Bisa jadi orang yang dicela adalah lebih baik daripada yang mencela, dan kebanyakan memang begitu."
Tentang firman Allah:
وَلَا نِسَآءٌ مِّنْ نِّسَآءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُن
dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok), (Al-Hujurat: 11)
Kenapa ada pengkhususan untuk perempuan, padahal sudah ada penyebutan orang-orang beriman di awal ayat?
Imam Al-Qurtubi berkata:
لأن السخرية منهن أكثر
"Karena celaan di kalangan wanita itu lebih banyak dan lebih sering."
Tentang firman Allah:
{وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ}
dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri. (Al-Hujurat: 11)
Terjemah yang lebih tepat adalah:
"Janganlah kamu saling mencela satu sama lain,"
Tentang firman Allah:
{وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ}
dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. (Al-Hujurat: 11)
Para ulama berbeda pendapat tentang gelar-gelar yang buruk
Di dalam Tafsir Ath-Thabari disebutkan:
"Dulu orang jahiliah punya banyak nama. Lalu Rasulullah pernah memanggil seseorang dengan nama yang dimiliki orang itu, dan ternyata nama itu adalah nama yang tidak disukai oleh orang tersebut, maka turunlah ayat ini."
Dari sini ada salah satu pelajaran bahwa hendaknya jangan asal-asalan memberi nama kepada anak, seperti memberi nama-nama yang jelek. Boleh memberi nama-nama selain bahasa Arab, yang penting bagus dan itu hukumnya boleh.
Makna yang lain adalah, "Tidak boleh memanggil sesama muslim dengan sebutan 'Wahai Fasik, Wahai Kafir.'"
Ulama lain menjelaskan bahwa ayat ini adalah larangan memanggil orang yang sudah bertaubat dengan panggilannya sebelum bertaubat.
Tentang firman Allah:
{بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ}
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman,
Ayat ini memang tertulis bi'sa Al-ismu tetapi bacaan yang benar adalah bi'salismu.
Imam Ibnu Katsir berkata:
Seburuk-buruk sifat dan nama ialah yang mengandung kefasikan yaitu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk, seperti vang biasa dilakukan di zaman Jahiliah bila saling memanggil di antara sesamanya Kemudian sesudah kalian masuk Islam dan berakal, lalu kalian kembali kepada tradisi Jahiliah itu.
{وَمَنْ لَمْ يَتُبْ}
dan barang siapa yang tidak bertobat. (Al-Hujurat: 11)
Yakni dari kebiasaan tersebut.
{فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ}
maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (Al-Hujurat: 11)__
Masjid Besar Nguter, Sukoharjo
Selasa 21 Maret 2017
Bakda Isya